Tuesday, December 14, 2010

Teori Arsitektur, Ruang Lingkup Arsitektur, dan Sejarah Arsitektur

Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Ruang Lingkup dan Keinginan
Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, “Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni”. Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur.

Teori dan Praktek
Pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktek tidak boleh terlalu ditekankan, meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: “Praktek dan teori adalah akar arsitektur. Praktek adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Seorang arsitek yang berpraktek tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktek hanya berpegang kepada “bayangan” dan bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktek, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan”.

Sejarah
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktek-praktek, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.
Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual – Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci – dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah “arsitek priyayi” yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.
Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktekkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai “master”. Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa “gubuk berhias / decorated shed” (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah “bebek / duck” (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.
Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.

Kesimpulan
bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.

Pembagian Arsitektur Arsitektur Modern
Sepanjang sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap sebagai pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya.
Merintis Modern, Di pertengahan abad ke-18, tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang berambisi untuk menghasilkan Arsitektur dengan menggunakan akal dan idenya sebagai sumber idenya, bukan seni dengan perasaan.
Beberapa nama tersebut adalah :
  1. Boulle
  2. Blondel,
  3. Quatremere de Quincy
    (Tipologi misalnya, dimunculkan pertama kali pada abad ke-18 oleh Quatremere de Quincy.)
Bagi mereka ini, Arsitektur adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia Arsitektur, apa yang dilakukan oleh orang-orang Perancis ini adalah sebuah reformasi, perubahan. tak ayal lagi, sejarah menobatkan orang-orang ini sebagai the first Modern. Dengan demikian, dapat saja dikatakan bahwa Arsitektur Modern ini sudah hadir pada abad ke-18 bukan abad ke-20. Tetapi, yang dimaksud Arsitektur modern bukan karya Arsitektur, bukan bangunan atau gedung tapi adalah ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur. Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa pikiran-pikiran dasar/pokok mengenai Arsitektur Modern telah dimunculkan di abad ke-18
Arsitektur Modern Dibagi Menjadi :

1. Art Nouveau
Art Nouveau adalah Sebuah gaya dekorasi dan arsitektur internasional yang berkembang tahun 1880 dan 1890an. Nama ini berasal dari Maison de l’Art Nouveau, galeri desain interior yang buka di Paris tahun 1896, tapi sebenarnya gerakan ini memiliki banyak nama di seluruh Eropa. Di Jerman gerakan ini disebut Jugendstil, diambil dari majalah Diejugend (pemuda) yang dipublikasikan sejak tahun 1896. Di Itali bernama “Stile Liberty” dari nama toko Liberty Style. Di Spanyol bernama “Modernista”, di Austria bernama “Sezessionstil” dan, di Prancis sendiri, istilah bahasa Inggris “Modern Style” sering juga digunakan, menekankan dari mana gerakan ini berasal.
Dalam desain, Art nouveau bercirikan bentuk ranting-ranting tumbuhan yang berlekuk-lekuk dan berlawanan dengan historicism yang menjamur di abad 19. Penekanannya dalam dekorasi dan kesatuan seni menghubungkan gerakan ini dengan gagasan simbolis kontemporer dalam seni, seperti yang terlihat pada karya seni secessionist di Vienna. Namun gerakan ini juga berasosiasi dengan gagasan arts and crafts, dan dengan itu, Art Nouveau membangun jembatan antara Morris dan Gropius.
Di Inggris, gaya ini diperagakan oleh arsitektur Rennie Mackintosh, dan karya desain Macdonald bersaudara. Pengaruh Morris yang tersisa di Inggris memperlambat kemajuan gaya baru desain ini meski Mackmurdo, Godwin, Townsend, dan bahkan Voysey semakin condong kea rah Art Nouveau. Gaya ini paling terasa dalam bentuk ilustrasi, misalnya the Yellow Book, the Studio, the Savoy, the Hobby Horse, dan melalui karya Beardsley, Gambar Ricketts dan Selwyn.
Di Prancis, meskipun ada Guimard dengan desain kaca dan metronya yang terkenal, gerakan ini paling dapat diekspresikan dalam seni terapan, terutama gelas-gelas dari Lalique (1860-1945) dan Galle (1846-1904). Di Belgia, gaya ini dingkat melalui Societe des Vingts (Les Vingt) berdiri tahun 1884, termasuk di dalamnya Ensor dan juga arsitek Art Nouveau Horta dan Van de Velde sebagai anggotanya. Di Spanyol gaya ini berpusat pada Gaudi di Barcelona. Di Vienna, arsitek seperti Wagner, Hoffman , dan Olbrich, dan seniman seperti Klimt berkumpul untuk mempromosikan gaya ini melalui majalah Secessionist Ver sacrum. Di Jerman, gerakan ini terbelah antara kebiasaan dekoratif Otto Eckman (1865-1902) dan majalah Pan, dan desain dari Behrens. Di Amerika arsitek seperti Sullivan dan Wright terpengaruh oleh gagasan-gagasan Eropa tapi menerapkan Art Nouveau dalam wujud yang berbeda, sementara desainer seperti Tiffany berpegang teguh pada gaya aslinya.
Ciri-ciri Art Nouveau
Dinamis dan mengalir, dengan garis-garis lengkung yang serasi, cukup menggambarkan gaya Art Nouveau. Tampilan lainnya adalah penggunaan hiperbola dan parabola di jendela, lengkungan, dan pintu. Tumpukan-tumpukan konvensional terlihat seakan menjadi hidup dan tumbuh menjadi bentuk-bentuk yang diambil dari tumbuhan. Seperti aliran desain lainnya, Art Nouveau mencari keharmonisan dalam bentuknya.
Art Nouveau dalam arsitektur dan desain interior membangkitkan kembali gaya dari era Victorian. Meski desainer Art Nouveau memilih dan memodernisasikan beberapa elemen abstrak dari gaya Rococo seperti tekstur api dan kerang, mereka juga mempergunakan bentuk organik sebagai sumber inspirasi, mengembangkan bentuk alami dari rumput laut, rumput dan serangga.
Wood-block Jepang, dengan garis lengkungnya, permukaan yang berpola, bagian kosong yang kontras, juga mempengaruhi Art Nouveau. Beberapa garis dan pola lengkungan menjadi kebiasaan grafis yang nantinya banyak ditemukan di karya-karya seniman di seluruh dunia.
Art Nouveau tidak menolak mesin seperti yang dilakukan Arts and Crafts, justru mesin digunakan untuk mendukung aliran ini. Untuk patung, material utama yang digunakan adalah kaca dan besi.
Art Nouveau dianggap sebagai aliran yang ‘total’, dalam arti aliran ini memiliki pengaruh dalam banyak bidang — arsitektur, desain interior, seni dekoratif termasuk diantaranya perhiasan, furniture, tekstil, peralatan makan, dan lampu, dan berbagai seni visual.
Salah satu contoh hasil karya Art Nouveau:

2. Arsitektur Brutalisme
Brutalisme adalah gaya arsitektur sebagai pembaharuan gerakan arsitek.Istilah Brutalisme sendiri berawal dari bahasa Perancis yaitu “Beton Bruth” atau “Beton Mentah”.Brutalismejuga dihubungkan dengan ideologi yang berupa khayalan sosial yang cenderung didukung oleh perancangnya.
Ciri-ciri bangunan Brutalis :
  • Bentuknya geometris dan berulang
  • Bentuknya unik
  • Menggunakan bahan material berbahan keras seperti : beton,baja,kaca,dan batu kasar
Salah satu contoh bangunan Brutalis :

3. Dekonstruksi Fungsional
Arsitektur dekonstruksi merupakan pengembangan dari arsitektur modern. Munculnya arsitektur dekonstruksi sekitar tahun 1988 dalam sebuah diskusi Academy Forum di Tate Gallery, London. Kemudian disusul oleh pameran di Museum of Art, New York dengan tema “Deconstructivist Archiecture” yang diorganisir oleh Philip Johnson dan terdapat tujuh arsitek yang menampilkan karya-karyanya, yaitu; Peter Esienman, Bernard Tschumi, Daneil Libeskind, Frank Gerhy, Zaha Hadid, Rem Koolhaas, dan Coop Himmelblau.
Gejala “Dekon” dalam arsitektur telah menjadi tema perdebatan yang hangat dengan karya-karyanya yang mendobrak aturan-aturan yang berlaku.
Pada 8 April 1988 dalam “international Symposium on Deconstruction” yang diselenggarakan oleh Academy Group di Tate Gallery, dikukuhkan bahwa dekonstruksi bukanlah gerakan yang tunggal atau koheren, meski banyak diwarnai oleh kemiripan – kemiripan formal di antara karya arsitek yang satu dengan yang lainnya. Dekonstruksi tidak memiliki ideologi ataupun tujuan formal, kecuali semangat untuk membongkar kemapaman dan kebakuan.
Aliran dekonstruksi mulanya berkembang di kalangan arsitek Perancis dan Inggris, kemudian oleh Philip Johnson dan Mark Wigley melalui sebuah pameran yang bertema “deconstructivist Architecture” yang di selenggarakan di Museum of Art, New York, tanggal 23 Juni – 30 Agustus 1988 mencetuskan ‘dekonstruktivisme’ yang lebih berkonotasi pragmatis dan formal serta berkembang di Amerika.
Telaah dan pemahaman dekonstruksi memerlukan suatu kesiapan untuk belajar menerima beberapa kemungkinan phenomena. Syarat dari semua ini berdiri di atas keterbukaan dan kesabaran. Keterbukaan membiarkan phenomena berbicara langsung tanpa prekonseosi. Kesabaran memberikan ruang kepada orang untuk mendengar lebih cermat dan seksama.
Deconstruction sebuah konsep Perancis yang diturunkan oleh Jacques Derrida ( lahir 1921) tidak mudah disampaikan sebagaimana pemahaman orang tentang konstruksi, destruksi, dan rekonstruksi. Derrida mengajak semua orang termasuk arsitek untuk merenungkan kembali hakekat sesuatu karya agar berbicara menurut pesona dan kapasitasnya masing –masing. Keseluruhan ini berangkat dari suatu metoda komposisi. Derrida menyebutkannya dalam merajut rangkaian hubungan – hubungan. Dalam tekniknya terdapat beberapa teknik dan terminologi yang perlu klarifikasi di sini. Usaha demikian diharapkan dapat memperjelas hubungan Deconstruction dan Rancang bangunan.
Konsep utama memproduksi atau mengadakan karya bertolak dari konsep yang oleh Derrida pada kasus literatur disebut differance. Dalam rancang bangun konsep ini tidak dapat dipahami sebagai suatu pendekatan yang membuka pemikiran bahwa karya bukanlah semata – mata representasi yang direduksi sebagai alat menyampaikan gagasan atau pesan. Merancang karya diharapkan memberi peluang agar kemungkinannya berbicara bisa merdeka dari prinsip dominasi. Differance memahami setiap komponen bahkan elemen dari komposisi sebagai suatu potensi yang tidak terpisahkan keberadaan, peran dan fungsinya dalam kesemestaan. Artinya mereka tidak hanya sebagai suatu alat untuk menunjuk pada sesuatu gagasan atau ingatan atau nilai tertentu. Diferance memberikan pemahaman baru bagaimana melihat elemen rancangan rancang bangun dalam sebagai batas – batas wilayah yang mengkaitkan : manusia-material-konstruksi-rupa/bentuk dan tempat. Rancang bangunan sebagai suatu keutuhan dan aspek – aspeknya adalah jejak – jejak dari suatu kesemestaan yang mampu berbicara sendiri sebagai pembangun pemahaman dunia. Seperti halnya suatu ‘text’ rancang bangunan marupakan suatu komposisi yang berosilasi di antara hadir dan absen. Dengan osilasi tersebut terjalin suatu yang terputus – putus sebagaimana pemahaman kita sebenarnya akan dunia ini.
Diskontinuitas dan putusnya linearitas menghadirkan permainan dalam setiap komposisi karena apa yang digagas dan dibangun tidaklah berdiri sendiri. Gagasan yang dituangkan dalam komponen komposisi yang sebenarnya dikutip dari rujukan di tempat lain. Bentuk/rupa material-konstruksi-lokasi. Jadi tidak pernah komponen komposisi berdiri sendiri yang lahir dan tercipta dari ruang hampa. Differance mengangkat permasalahan komposisi yang terdiri atas “ citatioans” atau kutipan – kutipan ke dalam suatu komposisi. Dengan komposisi sebenarnya orang melihat dan merasakan suatu representsi pentunjuk yang hadir dengan rujukan yang tidak hadir ( entah di mana ). Komposisi ini memberikan suatu gambaran fragmen – fragmen dari sumbernya yang “mengada” di suatu lokasi dan tampil seolah – olah utuh dan stabil sebagai sosok mandiri. Rujukan gagasan bentuk/rupa misalnya, tidak pernah lepas dari keinginan untuk melayani “kebutuhan” manusia. Atas dasar merujuk pada sumber – sumber tidak hadir itulah sebuah komposisi “meng-ada”. Dengan itu pula apa yang hadir sebenarnya memberikan “jejak” kepada sumber – sembernya. Interprestasi komposisi menurut prinsip differance tidak mungkin dilakukan tanpa membaca atau menelusuru jejak – jejak yang hadir ke sumber – sumber mereka. Hasil dari komposisi yang lahir dengan hadirnya jejak – jejak tersebut oleh Derrida disebut Dissemination.
Deconstruction sebagai upaya atau metoda kritis, tidak hanya berupaya membongkar bangun – bangun teori atau karya lewat elemen, struktur, infrastruktur maupun contextnya. Lebih dari itu, kekuatan – kekuatan yang berperan pada konsep yang bersangkutan akan: dilucuti atribut – atributnya, dikupas habis hingga telanjang bulat, dilacak asal usul dan perkembangannya, dicari kaitan – kaitannya dengan konsep – konsep lain, digelar kemungkinan – kemungkinan posisi maupun kontribusinya terhadap apa saja. Semua proses pembongkaran tersebut dimaksudkan untuk membangun kembali karakteristik phenomenalnya. Dalam pembangunan kembali tersebut, ekspose dari ‘interplay’ kekuatan – kekuatan melalui : kontradiksi – kontradiksi, kesenjangan – kesenjangan, decomposition, disjunction, discontinuity, dan deformation, merupakan cara untuk memperlihatkan kemungkinan – kemungkinan “ada” dan “mengada”. Daya tarik deconstruction bagi dunia rancang bangun terletak di dalam cara melihatnya bahwa ruang dan bentuk adalah tempat kejadian yang selayaknya terbuka bagi yang mungkin dan yang tidak mungkin.
Salah satu Contoh Bangunan Dekonstruksi :

4. Arsitektur Historicism
Historicism, dalam arti luas, berarti kembali ke gaya sejarah, misalnya seperti yang juga digunakan selama Renaissance. Namun istilah ini dipahami untuk arti pencarian yang semakin sempit dan gaya pluralisme dalam paruh kedua pada abad ke-19. Historicism dapat dilihat sebagai penutup dari arsitektur klasik. Seperti di Inggris masa akhir Gothic, gaya dominan yang tegak lurus, di depan bangunan berkisi hiasan. Irama terkendali, yang diperoleh dari aksen façade horisontal yang kuat. Ornamen yang sama diberikan pada bangunan secara berulang sampai dihiasi sepenuhnya. Dapat dilihat karakteristik historicism adalah kesatuan. Jadi, penganut aliran ini ingin tetap menampilkan komponen-komponen bangunan yang berasal dari komponen-komponen klasik tetapi ditampilkan dengan penyelesaian yang modern, misalnya bentuk klasik yang dulunya menggunakan bahan dari kayu diganti dengan bahan beton tetapi diberikan ornamen.
Catatan Historicism itu mempunyai definisi lain yang relevan dalam arsitektur post-modern, pendapat Colquohoun adalah sebagai berikut :
- Memperhatikan arsitektur masa lalu
- Membuat bentukan-bentukan yang mencerminkan sejarah, elemen-elemen yang membentuk suatu seni, pastiche, rekontruksi otentik, pendemonstrasian suatu bentuk sesuai dengan arti/tujuan yang ingin dicapai.
Jadi ciri Arsitektur Historicism :
1. Mengambil kembali gaya sejarah, namun dengan penyelesaian modern
2. Menggunakan design interior antik
3. Masih menggunakan ornamen
4. Mengambil kembali gaya Gothic (Gaya dominan yang tegak lurus : Inggris (London), German)
5. Mengambil bentukan khas dari negara masing-masing
Arsitek Tionghoa-Amerika, Ieoh Ming Pei (I. M. Pei) merupakan salah satu arsitek yang menganut aliran Historicism. Dapat dilihat dari salah satu karyanya yang cukup terkenal yaitu museum karya seni Perancis yang terkenal Umbau Des Louvre, 1988-1993.
Ciri khas arsitektur Historicism yang ada pada bangunan ini dapat dilihat bahwa bentuk dari bangunan ini mengambil bentuk bangunan pada zaman Mesir kuno yaitu Pyramid, sesuai dengan ciri khas arsitektur Historicism yaitu bangunan yang berkonsep sejarah tetapi dengan penyelesaian modern. Dapat dilihat material yang digunakan pada bangunan ini bukanlah material yang digunakan pada Pyramid yaitu batu sehingga terkesan berat dan bangunan yang tertutup, tetapi sudah digunakan kaca dan pada bangunan ini digunakan rangka baja sehingga terkesan lebih ringan. Selain itu, dapat dilihat pada bangunan ini masih menggunakan ornamen.
Salah satu contoh gambar Arsitektur Historicism :
Gbr. University Virginia

5. Arsitektur Organik
Arsitektur Organik adalah sebuah filosofi arsitektur yang mengangkat keselarasan antara tempat tinggal manusia dengan alam melalui desain yang menyalaraskan antara lokasi bangunan dan perabot.
Ciri-ciri bangunan Organik :
  • Menyelaraskan bangunan dengan alam sekitar
  • Tumbuh keluar dan unik
  • Mengikuti irama
  • Mencukupi kebutuhan sosial,fisik dan rohani
  • Membentang pada suatu organisme
Ini adalah salah satu contoh bangunan organik :

6. Arsitektur Post Modern
Postmodernisme adalah sebuah gerakan berdasarkan pandangan kritis atas gerakan modern yang dirasa tidak lagi manusiawi atau dapat menyelesaikan problem-problem dalam dunia modern itu sendiri. Dalam arsitektur menjadi sebuah gerakan baru untuk memberikan keleluasaan bagi berbagai faktor rancangan yang tidak pernah tercakup sebelumnya dalam arsitektur modern agar bisa muncul dan terakomodasi.
Postmodernisme bukanlah sebutan akan gaya arsitektur belaka, tapi lebih jauh dari itu, merupakan gerakan filsafat dan moral yang patut dicermati sebagai bagian dari kritik terhadap teori arsitektur modern yang cenderung meniadakan unsur-unsur yang manusiawi seperti simbolisme, dekorasi, dan hal-hal yang sifatnya non fungsional. Hal ini karena arsitektur modern yang kaku dan mendasarkan diri pada fungsi dirasa tidak dapat memberi solusi bagi keinginan manusiawi untuk lebih bebas berekspresi.
Salah satu contoh bangunan Arsitektur PostModern :
Gbr. Menara Api Dubai,UEA

7. Arsitektur Romantisme
Romantisisme adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari Periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra. Gerakan ini menekankan emosi yang kuat sebagai sumber dari pengalaman estetika, memberikan tekanan baru terhadap emosi-emosi seperti rasa takut, ngeri, dan takjub yang dialami ketika seseorang menghadapi yang sublim dari alam. Gerakan ini mengangkat seni rakyat, alam dan kebiasaan, serta menganjurkan epistemologi yang didasarkan pada alam, termasuk aktivitas manusia yang dikondisikan oleh alam dalam bentuk bahasa, kebiasaan dan tradisi. Ia dipengaruhi oleh gagasan-gagasan Pencerahan dan mengagungkan medievalisme serta unsur-unsur seni dan narasi yang dianggap berasal dari periode Pertengahan. Nama “romantik” sendiri berasal dari istilah “romans” yaitu narasi heroik prosa atau puitis yang berasal dari sastra Abad Pertengahan dan Romantik.Meninjau penjelasan tentang romantisisme diatas, maka arsitektur romantisme adalah suatu konsep dalam perancangan sebuah bangunan arsitektur dengan mengedepankan nilai-nilai estetika yang dapat menjadi sebuah kesan dan mewakili sejarah.
Gambar Taj Mahal yang letaknya di negara India ini merupakan salah satu contoh bangunan arsitektur Romantisme;
Nama Bangunan : Taj Mahal
Karya : Mughal
Tahun Pembuatan : Pembangunannya menghabiskan waktu 23 tahun (1630-1653)
Gaya : Arsitektur Romantisme
Data Bangunan : Prinsip desain bangunan yang stabil alias mempunyai keseimbangan simetri, berskala normal, proporsi yang seimbang dan perdaduan yang unik serta memiliki vocal point pada kubah bagian tengah.

8. Arsitektur Rasionalisme
Dalam dunia arsitektur terdapat banyak sekali jenis konsep yang bisa diterapkan dalam sebuah karya arsitektur, salah satunya adalah konsep rasionalisme, yang mulai dikenal pada awal arsitektur modern, yang bermula pada awal abad 16 hingga abad 19. Ada beberapa teori rasionalisme yang dikemukakan, namun dari beberapa teori rasionalisme yang telah dikemukakan semuanya mengacu pada satu maksud yaitu fungsi bangunan. Oleh sebab itu rasionalisme sering disebut juga dengan funsionalisme. Rasionalime dalam karya arsitektur itu sendiri adalah menerapkan konsep rasionalisme ke dalam sebuah bangunan arsitektur secara benar baik dari segi funsional, faktor kenyamanan, maupun estetika. Untuk bangunan publik penerapan konsep rasionalisme dapat ditinjau dari segi arsitektur berdasarkan morfologinya, yaitu: – Spasial : berhubungan dengan ruang. – Stilistiks : berhubungan dengan fasade bangunan. – Struktural : berhubungan dengan struktur yang digunakan oleh bangunan. dibawah ini adalah salah satu dari kesekian banyak contoh gambar banguan Arsitektur Rasionalisme, gambar bangunan Hotel Consolacion;

9. Arsitektur Visionary
Arsitektur Visionary merupakan salah satu nama yang diberikan untuk arsitektur yang ada hanya di atas kertas atau yang memiliki kualitas visioner. Etienne-Louis Boullée, Claude Nicolas Ledoux dan Jean-Jacques Lequeu adalah salah satu contoh awal dari disiplin. Tapi karya Giovanni Battista Piranesi, Antonio Sant’Elia dan Buckminster Fuller juga disertakan. Arsitektur Visionary yang terkonsentrasi pada awal abad ke-20, diwarnai oleh arsitek-arsitek pengguna teknologi ekstrim dan terkadang di luar kebiasaan tradisi saat itu atau boleh dikatakan mendewakan konteks hi-tech. Diantara mereka adalah Norman Foster dan Richard Rogers.
Arsitektur Visionary model bangunannya beragam, biasanya tidak bisa terbangun sama sekali namun kadang juga bangunannya mungkin hampir bisa dibangun. Selain konsep teknologi yang terlalu maju dalam pandangan surreal, Era digital dan kebangkitan cyberspace juga memengaruhi proses berpikir atau gagasan. Meski tidak bisa dibangun tetapi imajinasinya selalu menantang dan menjadi terobosan pemikiran.
Jadi ciri Arsitektur Visionary :
1. Memiliki bentukan yang ekstrim
2. Tidak terikat oleh aturan-aturan lama (tradisional)
3. Hi-Tech (menggunakan teknologi yang sangat canggih)
4. Konsep bangunan dengan imajinasi yang menantang (pendobrak)
5. Pola pikirnya adalah optimis dalam berkarya
Salah satu karya dari Norman Foster adalah Hearst Tower di Manhattan, New York, Amerika Serikat. Ciri khas visionary dari bangunan ini dapat dilihat dari bentuknya. Dapat dilihat bahwa bentuk menara ini tidak biasa, berbeda dengan bentuk bangunan pada umumnya, karena berbentuk seperti segitiga yang ditumpuk-tumpuk.
Dapat dilihat bahwa arsitek menara ini, dalam membangun menara ini mempunyai konsep imajinasi yang berkaitan dengan teknologi sesuai dengan konsep arsitektur visionary. Menurut Foster + Partners, arsitektur yang membangun menara ini, menara ini dibangun menggunakan 85 persen daur ulang baja dan dirancang untuk mengkonsumsi 26 persen lebih sedikit energi daripada tetangga konvensional. Karena material yang digunakan kebanyakan adalah baja dan kaca, sehingga lebih menunjukkan menara ini lebih berkonsep teknologi maju. Gambar ini merupakan salah satu contoh Arsitektur Visionary;


Sumber

2 comments:

  1. What's up friends, its great paragraph on the topic of tutoringand completely defined, keep it up all the time.

    my web blog cellulite treatment

    ReplyDelete
  2. Mason Neck laser treatment rosacea

    My webpage: rosacea alternative medicine treatments

    ReplyDelete